Berikut adalah "SURAT GEMBALA TAHUN SUCI LUAR BIASA KERAHIMAN ALLAH" :
Para Ibu dan Bapak, Suster, Bruder, Frater,
Kaum muda, remaja dan anak-anak yang terkasih dalam Kristus,
1. Pada perayaan syukur dua tahun diangkat sebagai pimpinan tertinggi
Gereja (13 Maret 2015), Paus Fransiskus mengumumkan tahun 2016 sebagai
Tahun Suci (=Yubileum) Luar Biasa Kerahiman Allah. Tahun Suci ini
dimulai pada tanggal 8 Desember 2015 (Pesta Maria dikandung tanpa noda
dan peringatan 50 tahun penutupan Konsili Vatikan II) dan akan berakhir
pada Hari Raya Kristus Raja Semesta Alam, tanggal 20 November 2016. Pemakluman resmi dilakukan oleh Paus Fransiskus pada Hari Minggu Kerahiman Ilahi, 11 April 2015, dengan mengeluarkan bulla yang berjudul “Misericordiae Vultus” (=Wajah Kerahiman).
2. Tahun Suci berasal dari tradisi Perjanjian Lama. Setiap lima puluh
tahun, Tahun Suci dirayakan untuk mengembalikan keseimbangan hidup
bersama sebagai Umat Allah. Pada tahun itu semua warga Umat Allah yang
menjadi hamba harus dibebaskan, semua tanah yang dijual harus
dikembalikan kepada pemiliknya, semua hutang dihapus. Gereja mengambil
alih tradisi ini dan sejak tahun 1475, atas penetapan Paus Paulus II,
merayakannya setiap 25 tahun. Tahun Suci Biasa terakhir kita rayakan
pada tahun 2000, ketika umat manusia memasuki milenium yang ketiga.
Selain Tahun Suci Biasa, Gereja juga merayakan Tahun Suci Luar Biasa.
Tahun Suci Luar Biasa terakhir kita rayakan pada tahun 1983, untuk
mengenangkan seribu sembilan ratus lima puluh tahun karya penebusan
Kristus.
Saudari/saudara yang terkasih,
3. Pada tanggal 25 Desember 2005, Paus Benediktus XVI mengeluarkan
ensiklik berjudul “Allah Adalah Kasih”. Salah satu tujuan penulisan
ensiklik itu dinyatakan dalam bagian pengantar, yang antara lain
mengatakan, “Dalam dunia, di mana nama Allah kadang-kadang dikaitkan
dengan balas dendam atau bahkan kewajiban akan kebencian dan kekerasan,
pesan ini (=Allah adalah Kasih) amat aktual dan mengena” (no. 1).
Pertanyaannya, apa alasan yang mendorong Paus Fransiskus untuk
memaklumkan tahun 2016 sebagai Tahun Suci Luar Biasa Kerahiman Allah?
Jawaban atas pertanyaan ini rupanya harus dicari dalam bulla
pemakluman Tahun Suci Luar Biasa dan dalam tindakan-tindakan simbolik
yang dilakukan oleh Paus Fransiskus seperti yang dapat kita saksikan
dalam tayangan media massa dan media sosial akhir-akhir ini.
3.1. Dalam bulla pemakluman Tahun Suci Luar Biasa ini, Paus
antara lain menyatakan, “Janganlah jatuh ke dalam pola pikir yang
mengerikan, yang beranggapan bahwa kebahagiaan bergantung pada uang dan
bahwa, dibandingkan dengan uang, semua yang lain tidak ada nilai atau
martabatnya. … Kekerasan yang ditimpakan kepada orang lain demi
menimbun kekayaan yang berlumuran darah tidak akan mampu membuat seorang
pun berkuasa atau tidak mati” (MV no. 19.1). Paus juga menyinggung
gejala korupsi dan menulis, “Luka-luka bernanah (akibat korupsi) ini
merupakan dosa berat yang berteriak keras ke surga untuk mendapatkan
pembalasan, karena luka itu merongrong dasar-dasar kehidupan pribadi dan
masyarakat. Korupsi membuat kita tidak mampu melihat masa depan dengan
penuh harapan, karena kerakusannya yang lalim itu menghancurkan
harapan-harapan kaum lemah dan menginjak-injak orang yang paling miskin
di antara kaum miskin. Korupsi adalah …. skandal publik yang berat” (MV
no. 19.2).
3.2. Sejak awal pelayanannya sebagai pimpinan tertinggi Gereja
Katolik, Paus Fransiskus melakukan amat banyak tindakan simbolik. Salah
satunya pada tanggal 8 Juli 2013, Paus mengadakan perjalanan pertama ke
luar kota Roma. Yang ia tuju adalah Pulau Lampedusa di Italia Selatan.
Ia pergi ke sana setelah mendengar banyak kaum imigran mati dalam usaha
menyeberang laut dari pantai Afrika. Di tempat itu ia mengkritik
“globalisasi sikap tidak peduli – yang disebabkan oleh budaya
kenikmatan” dan menunjukkan keberpihakan kepada kaum imigran. Ia
mempersembahkan misa dengan piala yang dibuat dari kayu yang diambil
dari perahu rusak yang pernah membawa imigran dari Afrika menuju pulau
itu. Banyak dari antara mereka yang naik perahu itu tidak pernah
mencapai tujuan. Altar yang dipakai adalah kapal kecil yang sedikit
dicat. Tempat upacara adalah lapangan yang menjadi tempat penampungan
para pengungsi itu. Dia juga menaburkan bunga ke pantai untuk mengenang
orang-orang yang mati di laut. Upacara ini disiarkan ke seluruh dunia
dan diharapkan dapat “mengusik” suara hati sekian banyak pemirsa. Ketika
ia mendengar bahwa ada satu pabrik di Bangladesh yang terbakar – pabrik
baju yang dikirim dengan merek Eropa – dialah yang pertama kali
memperhatikannya, sambil mengkritik banyaknya perusahaan yang
memperlakukan buruh sebagai “pekerja budak”.
4. Di tengah-tengah keadaan dunia yang seperti inilah, Paus
Fransiskus mengajak kita semua untuk memperdalam pemahaman dan keyakinan
kita bahwa Allah adalah Maharahim, mengalaminya secara pribadi,
menjalankan pertobatan dan mewujudkan pertobatan itu dalam kehidupan
yang nyata.
4.1. Bulla pemakluman Tahun Suci Luar Biasa Kerahiman Allah
berjudul “Wajah Kerahiman”. Kerahiman Allah dialami melalui tindakan-Nya
yang nyata, sebagaimana diwartakan oleh Nabi Zefanya. Pertama,
Tuhan telah menyingkirkan hukuman yang jatuh atas umat-Nya (3:15). Ia
memerdekakan manusia dari belenggu dosa yang menyebabkan manusia tidak
lagi mengenal dan mengakui Allah yang seharusnya meraja dalam hidup
manusia. Manusia merdeka adalah dia yang menempatkan Allah di atas
segala-galanya. Kedua, Ia hadir di tengah-tengah umat-Nya
(3:17), kehadiran yang menyatakan belarasa dan kesetiakawanan-Nya.
Kehadiran ini mampu memberi arti baru bagi hidup manusia, dan dengan
demikian membuatnya menjadi manusia yang merdeka. Ketiga, Ia
membarui umat dengan kasih-Nya (3:17). Kehadiran, kasih dan
kerahiman-Nya mempunyai daya yang membarui kehidupan dan memerdekakan.
Kerahiman Allah itu menjelma dan masuk ke dalam sejarah umat manusia,
dalam diri Yesus Kristus. Dialah wajah sempurna kerahiman Allah.
4.2. Pengalaman akan kerahiman Allah ini dengan sendirinya akan
mendorong pertobatan dan pembaharuan hidup. Inilah yang ditegaskan oleh
Paus Fransiskus dengan mengatakan, “Semoga warta kerahiman menjangkau
setiap orang, dan semoga tidak seorang pun acuh tak acuh terhadap
panggilan untuk mengalami kerahiman-Nya. Dengan penuh harapan saya
menyampaikan undangan untuk bertobat ini kepada orang-orang yang
perilaku hidupnya menjauhkan mereka dari rahmat Allah” (MV no. 19).
4.3. Selanjutnya Paus Fransiskus menyebut pihak-pihak tertentu yang
secara khusus diundang untuk menjalankan pertobatan, antara lain para
pelaku dan organisasi-organisasi kriminal, para koruptor, orang-orang
yang menjadikan uang sebagai berhala baru. Kita semua pun diajak untuk
bertobat, memperbarui haluan hidup dan mewujudkannya dalam tindakan
nyata. Seperti orang banyak di dalam kisah Injil, kita diajak untuk
selalu berbagi kehidupan (Luk. 3:10-11); seperti para pemungut cukai
kita diundang untuk mengembangkan sikap hidup yang tulus dan jujur dalam
menjalankan tugas (ay 12-13); seperti para prajurit kita dituntut untuk
tidak pernah menggunakan kekerasan dalam bentuk apapun demi tujuan
apapun (ay 14). Apa pun yang baik dapat kita lakukan untuk mewartakan
kerahiman Allah yang membaharui kehidupan. Itulah yang kiranya
dimaksudkan oleh Rasul Paulus dengan mengatakan “Hendaklah kebaikan
hatimu diketahui semua orang” (Flp. 4:5).
5. Marilah kita sambut dengan penuh syukur dan kegembiraan Tahun Suci
Luar Biasa Kerahiman Allah ini, dengan mengikuti anjuran Paus
Fransiskus, menanggapi tawaran-tawaran yang disampaikan oleh Panitia
Tahun Suci Kerahiman Allah Keuskupan Agung Jakarta, atau secara pribadi
maupun bersama menemukan upaya-upaya kreatif yang lain. Semoga semua
upaya kita membantu kita untuk semakin memahami dan mengalami kerahiman
Allah yang membarui kehidupan. Salam dan Berkat Tuhan untuk Anda semua,
keluarga-keluarga dan komunitas Anda.
† I. Suharyo
Komentar
Posting Komentar
"Mari Berkomentar dengan santun dan baik"