Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dengan label Katolik Indonesia

Kaderisasi 2018: Membentuk Kepemimpinan Yang Berbhinneka

Peserta Kaderisasi KMK UNINDRA 2018 HARI I  Peserta melaksanakan Upacara Bendera Dihari pertama kegiatan kaderisasi, kami mulai dengan perkenalan diri masing-masing peserta kaderisasi beserta panitia kegiatan kaderisasi tersebut. Disini kami mulai saling mengenal satu sama lain dan secara tidak langsung kami dilatih untuk berbicara didepan banyak orang mulai dari hal kecil seperti perkenalan diri. Sebelum kami mengikuti materi yang akan dibawakan oleh   beberapa Narasumber, para panitia Kaderisasi mengajak kami para peserta untuk membuat kontrak belajar berdasarkan kesepakatan bersama, dan kontrak belajar ini akan berlaku selama kami mengikuti kegiatan kaderisasi ini. Banyak poin-poin yang bisa kami ambil dari kontrak belajar tersebut,salah satunya adalah bagaimana tentang pentingnya sebuah sikap disiplin waktu dan kebersamaan. Secara tidak langsung kontrak belajar yang telah kami sepakati sebelumnya membentuk karakter kami agar mendorong tumbuh kembang kedisip

Mengenal Konferensi Wali Gereja Indonesia (KWI)

KWI merupakan Federasi Para Waligereja (Uskup) se-Indonesia yang bertujuan menggalang persatuan dan kerjasama dalam tugas pastoral mereka memimpin umat Katolik Indonesia. KWI tidak “di atas” atau membawahi para uskup karena masing-masing uskup tetap otonom. KWI tidak mempunyai cabang di daerah. Keuskupan bukanlah KWI daerah. Yang menjadi anggota KWI adalah para uskup di Indonesia yang masih aktif, bukan yang sudah pensiun. Oleh karena itu sampai sekarang jumlah anggotanya hanyalah 35 orang, tidak lebih dari itu karena jumlah keuskupan di Indonesia hanya 37 masing-masing satu orang Uskup. AWAL BERDIRI Setiap uskup, karena tahbisannya, dengan sendirinya menjadi bagian dari jajaran para uskup se-dunia (Collegium Episcopale) dan bersama dengan para uskup se-dunia, di bawah pimpinan Sri Paus, bertanggungjawab atas seluruh Gereja Katolik. Para uskup dalam satu negara bersama-sama membentuk suatu wadah kerjasama yang dinamakan Konferensi Para Uskup. Di dalam wadah ini mereka bekerj